Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

PUISI: Rasa

Gambar
RASA Oleh: Miftah el Rahma Air mata mengalir di bantalan wajah Entah tak tau mengapa Diri ini rindu akan bayangmu Meraung-raung hati memanggil Namamu Hari terasa bagai kota mati yang hampa Pikiranku slalu tersebut Namamu Seakan berdzikir memohon dirimu tuk datang Tapiapa daya kita tak terhubung Aku tak bisa tersambung dengan dirimu Ketika lidahmu menyabut namaku Aku seperti patung yang tlah tersihir Tersihir oleh sedikit mantramu Mantra mujarab nan ampuh Sujudku slalu untukmu tercinta Menanti keajaiban yang terpasung Aku ingin memelukmu Mendeteksi rasamu padaku Buih ombah lautan itu pembawa pertanda Rasamu itu hanya asa yang lewat Pisau menusuk hati yang tak bersalah Hingga membuat derah darah mengalir Ambruk sudah raga yang kokoh Menyesali mimpi yang hanya angan

PUISI: FAJAR

Gambar
FAJAR Oleh: Miftah el Rahma Semburat Jingga menyembur dengan Indah Warna yang segar dan mengekspresikan rasa Hati membuncah menyaksikan awal drama Menandakan drama kehidupan siap terbuka Tampak si bola kuning tampak malu-malu Sembunyi di balik biru lautan yang semu Ia terlihat ceria dan gembira membagi pancarannya Penambah energi untuk setiap makhluk-Nya Entah sungguh tak bisa berucap aku kelu Fajar itu sungguh meriah dan indah Fajar itu membangunkan kata-kata menggugah Perlahan bola kuning itu muncul dengan senyuman Ia berharap manusia dapat mengambilnya dengan baik Berharap manusia sadar akan kehadirannya Memecah kesunyian yang mulai pudar Kini, fajar berganti yang berkuasa Fajar tak pernah marah kalau kadang manusia tak menginginkannya

Melihat sisi baik dari musibah

Musibah merupakan hal yang tak disukai oleh setiap orang atau mungkin bahkan sangat dibenci oleh setiap orang. Musibah dapat menyebabkan setiap orang yang mengalaminya merasakan kesedihan, kegelisahan, dan ketakutan. Karena itulah tak seorang pun yang mau mengalami musibah. Jika sudah mengalaminya terkadang seseorang itu mengalami putus asa dan merasa dunia ini sudah tidak ada artinya. Pada hakikatnya setiap orang tidak ingin mempunyai musibah. Semua orang pasti mengusahakan agar hidupnya tentram dan bahagia. Pemikiran seperti itu tidaklah salah, karena itu sudah menjadi naluri manusia. Namun pada kenyataannya kehidupan ini sesungguhnya tak lepas dari kata ‘musibah’. Setiap orang memiliki kadar yang berbeda dalam hal musibah. Hal ini dikarenakan Allah swt. tahu kemampuan manusia dan Allah tidak pernah memberi cobaan pada manusia diluar kemampuannya. Secara implisit musibah mengajarkan banyak hal. Musibah adalah bagian dari pengalaman. Dari musibah kita belajar untuk sabar, bert

Resensi: Perjalanan Titik dan Koma

Gambar
PERJALANAN TITIK DAN KOMA (Kumpulan Cerpen LPM Kentingan UNS) . Penulis: Rizky Putri Dewi, Metta Rahma Melati, dkk. Penerbit: Aksara Kentingan bekerja sama dengan Sevenbooks Tahun terbit: 2014 "Sekarang Ares kembali berada di pesawat ruang angkasanya. Ia bersiap lagi untuk terbang, menembus ruang, waktu, dan galaksi yang berbeda. Satu hal penting adalah bahwa kehidupan tak selalu terjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan. Rasa saling memiliki akan timbul karena mereka saling menjaga. Terima Kasih Popo." (Ares & Bocah Amungme, halaman 92) Setiap diri seseorang memiliki cerita yang unik dan berbeda dari orang lainnya. Buku ini menghadirkan 10 cerita dengan berbagai perjalanan yang dikemas dalam antologi cerpen dengan menyajikan cerita-cerita kehidupan dan bercerita tentang bumi nusantara yang dikemas secara apik dan menarik. Buku ini juga dilengkapi ilustrasi-ilustrasi berupa gambar yang menjelaskan maksud dari cerpen. Sastra yang kental dan mendalam membuat

Cerpen: Pengorbanan Jam Tangan

Gambar
Aku masih tersulut amarah karena jam tanganku kemarin yang masih berumur 3 hari pecah begitu saja karena ketidaksengajaanku menjatuhkannya ketika di kelas kemarin selepas aku wudhu untuk menunaikan sholat dhuha berjamaah di masjid sekolah. Jam tangan yang sangat aku gandrungi dengan warna ungu dengan desain yang menarik kini terlihat jelek dan kacanya retak seperti retaknya hatiku saat melihat jam tanganku terjatuh dari genggaman. Jam tangan berwarna ungu itu terbeli olehku saat aku dan ayah berjalan-jalan di sebuah mall tak jauh dari rumahku. Ayah memang sengaja mengajakku untuk pergi jalan-jalan untuk menyenangkan dikarenakan aku murung karena ulah adik kecilku yang telah mencorat-coret buku diaryku. Memang terlihat sepele, tapi tetap saja aku tak terima.   Melihat aku yang terus murung membuat ayah berinisiatif untuk mengajakku keluar, ia selalu berusaha untuk menyenangkan anaknya dan berusaha adil terhadap anak-anaknya serta mau berkorban untuk keluarga. Sesampai di rumah,

Resensi Buku: Pada Senja yang Membawamu Pergi

Judul Buku: Pada Senja yang Membawamu Pergi Penulis: Boy Candra Penerbit: Gagasmedia       “Mimpi itu hanya bunga tidur dan selesai saat kamu terbangun. Sedangkan impian adalah harapan yang baru saja dimulai saat kamu terbangun. Maka berhentilah bermimpi, dan perjuangkan impianmu” (halaman 237)        Seorang Gian Arianto seorang mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhirnya sebagai seorang mahasiswa yaitu mengerjakan skripsi dengan ditemani ketiga temannya yang selalu ada ketika ia sedih dan susah. Ketika ia sudah jatuh hati pada seorang Aira yang berbeda status social dengannya dengan tak diduga-duga ia diputuskan begitu saja oleh Aira karena ia lebih memilih keluarganya. Tapi, tak lama kemudian setelah kepergian Keila dari hidupnya ia bertemu kembali dengan seorang perempuan di sebuah kolam renang “Tirta Alami” yang membuat ia jatuh cinta lagi dan yakin bahwa ia benar-benar dicintai meskipun tak lama setelah mereka berjalan berdua Aira melanjutkan studinya di Negeri S

Curcol anak pertama

Sesungguhnya saya tidak bermaksud untuk rasis atau bermaksud jelek. Namun saya cuma sekedar ingin berbagi susah senang dengan pembaca mojok yang sekiranya menjadi anak pertama dalam keluarga. Suatu hari adik saya yang kecil tepatnya kelas 2 SD itu melempar sepatunya ke atas balkon karena saya tidak mau keluar dari kamar dikejar-kejar karena dia ingin mencubit saya tapi pelarian ke kamar dan menguncinya rapat-rapat menjadi akhir pilihan saya. Saya sendiri juga tidak tau apa kesalahan saya, karena saya hanya mengingatkan adik untuk segera ganti baju selepas pulang sekolah. Eh, lakok dia marah-marah enggak jelas terus langsung nyerang saya. Keesokan harinya ketika akan pergi ke sekolah si ibu kebingungan nyari sepatu adik yang enggak ketemu-ketemu. Terus terang saya langsung nyeletuk, “di atas balkon bu, kemarin di lempar ketika saya nggak mau keluar dari kamar karena lari dari kejarannya”. Sekejap ibu langsung marah-marah ke saya. Perkataan andalan yang selalu ia keluarkan “kamu itu ya

Sabar dan Lalu Lintas

Berbicara tentang kesabaran tidak melulu dipraktikkan dilingkungan rumah maupun tetangga saja. Namun, sabar ketika berada di jalan raya kala berkendara juga merupakan bagian dari sabar. Terkadang sebagian orang merasa lalai akan hal ini. prinsipnya hanya ingin tetap sampai di tempat tujuan, maka dari itu kebut-kebutan dan melanggar lalu lintas dilakukan tanpa memperhitungkan dampak berikutnya.        Sudah banyak berita-berita bertebaran di berbagai media yang memaparkan kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh pelanggaran lalu lintas. Hal itu terjadi disebabkan karena motif yang sebenarnya sederhana tapi berakibat fatal. Intinya motif pengguna lalu lintas ingin segera sampai di tujuan, maka dari itu apapun akan dilakukan agar segera sampai di tujuan. Penyebabnya pun bermacam-macam seperti kendaraan bermotor yang tidak mau mengalah dengan kendaraan lainnya hingga menyebabkan senggolan dan berakibat tabrakan, menerobos lampu lalu lintas, melanggar aturan lalu lintas, dan lain-lain

Resensi: Midah Simanis Bergigi Emas

Gambar
Dokumen Pribadi       Perempuan dalam Ganasnya Jalanan Judul Buku: Midah Simanis Bergigi Emas Penulis: Pramoedya Ananta Toer Penerbit: Lentera Dipantara Cetakan: Ketiga, Juli 2003 Tebal: 140 halaman     “Ah, sudara, manusia ini kenal satu sama sama lain, tapi tidak dengan dirinya sendiri. Memang tidak ada hasilnya untuk kemakmuran kita hendak mengenal diri, karena dia takkan menghasilkan kekayaan” -Pramoedya Ananta Toer- Midah Simanis Bergigi Emas sebuah novel ringan yang mengisahkan seorang  anak dari orang yang alim taat agama dan fanatik terhadap lagu-lagu arab dengan kulit kuning, berwajah bulat, cantik, bersuara lentik, dan berhati baja dari daerah Cibatok. Ia berpetualang di jalanan dan meninggalkan rumah karena ketidakadilan pengasuhan dalam keluarga dengan berlatar tempat Djakarta era 50-an. Awalnya ia merupakan anak tunggal, namun ketika berumur lebih dari sepuluh tahun adik-adik mulai hadir dalam kehidupannya dan mencuri perhatian bapaknya hingga akhirny

Cerpen: Pedagang Asongan dan sebuah perdebatan

Gambar
    Hujan masih terus bergerilya merayakan kekuasaanya untuk membasahi bumi. Memadamkan api yang menyulut dalam jiwa-jiwa yang sedang dilanda kobaran amarah. Aroma tanah yang khas di kala hujan turun memenuhi isi ruang tamu di mana aku duduk di sebuah kursi persidangan dengan berhakimkan seorang pria paruh baya duduk di depanku dengan kumisnya yang lebat dan wajah yang buram penuh amarah.     Aku hanya duduk termenung menunggu bibir ayah untuk berucap dan menghujani pernyataan-pernyataan yang membuat muak dan bingung. Ia memaksaku untuk menuruti keinginannya yaitu memasuki dunia perkuliahan dan perhelatannya. Tak ada secangkir kopi maupun teh di antara perbincangan kami. Aku tak pernah duduk berdua bersama ayah dan membicarakan hal serius sebelumnya. Sedangkan diluar sana hujan masih terus mengguyur tak menghiraukanku yang sedang dilanda bingung, cemas, dan marah ini. “Kamu harus kuliah, apapun alasanmu yang tak mau kuliah. Ayah akan tetap mengirimmu ke Yogyakarta untuk kuliah”

Menambah Ilmu dari Museum Wajakensis

Gambar
Liburan di hari Minggu membuat saya ingin jalan-jalan sekadar menghilangkan kebosanan dan merawat pikiran agar tetap fresh . Kali ini saya bersepeda ontel dengan teman sekamar saya ke sebuah Museum Wajakensis yang terletak di Wajak Kidul, Tulungagung. Di museum ini saya banyak menemui beberapa benda yang sebelumnya ada yang pernah saya temui maupun tidak. Di tempat ini saya juga menjumpai replika manusia purba, perahu dan peralatan untuk menjala yang digunakan oleh orang-orang terdahulu untuk mencari ikan, dan beberapa patung seperti Dwarapala, Nagashima Avatara, dan lain sebagainya. Di museum ini saya juga terdapat banner bertuliskan informasi seputar candi-candi yang berada di Tulungagung. Museum ini tutup saat hari libur yaitu hari Sabtu dan Minggu. Dengan mengisi buku kunjungan dan tanpa dipungut biaya saya dapat belajar banyak dari museum ini. untuk kamu pecinta sejarah, jangan lupa kunjungi museum ini untuk menambah wawasanmu seputar peninggalan orang-orang terdahulu.