Resensi buku Fiersa Besari Catatan Juang

Judul Buku: Catatan Juang
Penulis: Fiersa Besari
Tebal: 306 halaman
Penerbit: mediakita
Tahun terbit: 2017
Berjuang dengan juang
      Kasuarina adalah nama seorang perempuan yang berasal dari desa utara, seorang mahasiswi jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual) yang karyanya sudah tak diragukan lagi oleh teman-temannya. Namun setelah ia  lulus dan bergelar sarjana pekerjaannya tak sesuai dengan bidangnya. Karena tuntutan ekonomi ia bekerja di Jakarta pada sebuah bank besar sebagai sales asuransi. Ayahnya adalah seorang PNS yang sebentar lagi pensiun sering sakit-sakitan dikarenakan faktor umurnya. sementara itu adik laki-lakinya bernama albizia sedang berstatus siswa SMA.
     Suatu hari di angkutan umum sepulang dari kerja kala ia akan turun dari angkutan ia tak sengaja menyandung sebuah buku bersampul merah dan terlihat lusuh. Kala itu di angkutan tersebut hanya ada suar dan seorang pemuda yang sedang asyik mengobrol dengan sopir tentang bola. Ia pun bertanya pada pemuda tersebut perihal milik siapa buku ini namun ia tak menemui jawaban hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengambil buku itu dengan niatan untuk mengembalikan pada pemiliknya.
      Semenjak ia menemukan buku bersampul merah itu seorang suar (nama panggilan) seperti menemukan asupan semangat kala ia merasakan asa mulai menggelayutinya. Awalnya ia mencari tahu perihal siapa pemilik buku itu dengan membuka bagian depan buku itu dan yang ia temui ada tulisan tertanda nama juang. Suar pun langsung mencari di media sosial dan mengetikkan kata Juang namun hasilnya nihil.
       Suar akhirnya mulai ingin lebih tau tentang isi buku itu dan akhirnya ia sampai pada halaman pertama. di halaman tersebut terdapat sebuah catatan dengan judul teruntuk ibu (dimana segalanya berawal). Setelah ia membaca catatan tersebut ia merasa ditampik karena sudah lama tidak mengabari kabarnya dan sekedar berbincang-bincang lewat telepon. Begitu seterusnya, Catatan yang ditulis oleh juang itu seakan selalu menjadi wejangan ketika ia membutuhkan pencerahan dari segala masalah yang dihadapinya.
      Suatu hari suar memutuskan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya sebagai sales asuransi. Hal ini ia lakukan bukan karena suar bosan di marah-marahi oleh bosnya bu Ida karena kinerjanya yang terus menurun. Padahal sebelumnya suar dianggap anak emas di perusahaan karena kinerjanya sangat cerdas dan dapat menarik nasabah agar mau menjadi nasabah di asuransinya. Namun, sekejap setelah ia putus dari ricky kekasih yang sangat dicintainya dan suar ditinggal begitu saja karena sang kekasih balikan dengan pacarnya dulu yang bernama bella. Semenjak itu, kinerja suar menurun. Makin lama suar rindu dengan dirinya yang dulu dan ingin meneruskan cita-citanya yang sempat tertunda untuk menjadi sineas.
       Untuk mengawali karirnya suar berniat ingin membuat film documenter tentang pembangunan pabrik semen yang berada di desanya. Suar memulai langkahnya dengan bekerja sama bersama kedua temannya yaitu Fajar dan Eli. Awalnya fajar berinisiatif untuk mengikutksertakan film yang diberi judul “Ekonomi Membunuh Ekosistem” dalam sebuah festival lomba pendek dan ketiganya optimis bahwa film garapan mereka akan berakhir dengan sebuah kemenangan. Akan tetapi keoptimisan mereka dipatahkan dengan kekalahan film tersebut dalam lomba tersebut.
       Suar mulai bangkit dengan berganti mengunggah film garapannya di media sosial. ia sealu membawa buku bersampul merah itu kemana pun ia pergi. Ia menjuluki buku itu sebagai obat kuat karena tulisannya yang begitu menggugahnya. Dalam satu minggu ribuan pasang mata sudah membanjiri film dokumenter yang diunggah oleh suar dan teman-temannya. Hingga pada suatu hari ia ditawari oleh seorang produser terkenal untuk turut ikut serta dalam pembuatan film namun berlatar belakang politik. Suar tidak segan menolaknya, meskipun pada awalnya ia tergiur dengan uang yang akan didapatkannya.
       Buku bersampul merah itu seakan menjadi teman berjuang suar Bersama juang yang membersamainya meskipun pada akhirnya suar tahu bahwa juang telah tiada seperti yang telah dikisahkan dalam novel itu.

         

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi: Midah Simanis Bergigi Emas

Resensi Buku: #YukBelajarSaham untuk pemula