Pengalaman Melamar Menjadi Wartawan

Sebenarnya sejak beberapa hari kemarin aku ingin bercerita banyak di laptop. Akan tetapi sungguh gaya gravitasi antara laptop dan smartphone lebih banyak smartphone. Jadi, niat awal yang ingin menulis menjadi tertunda karena terpangaruh gaya gravitasi smartphone. Alhamdulillah, sabtu ini terlaksana meskipun awalnya sangat terpaksa untuk membuka laptop. 

Kali ini aku ingin bercerita tentang betapa senangnya aku LOLOS SELEKSI ADMINISTRASI TES CALON WARTAWAN yang diadakan ‘Radar Mojokerto’. Sampai saat ini aku setengah tidak percaya. Karena jujur kondisiku saat ini sedang sakit lambung yang kadang nggak menentu aku merasakan sakit yang amat sangat. Tapi, aku bersyukur Allah swt. selalu menyelipkan kebahagiaan-kebahagiaan yang sangat membuatku terkejut. 

Jadi, begini ceritanya…

Pada tanggal 16 September 2020 aku melesat ke kantor Radar Mojokerto dengan membawa berkas lamaranku dengan diantar Lina. Sebelum mengantar berkas pun beberapa tetek bengek harus aku lewati. Seperti ngeprint foto, beli amplop, ngeprint portofolio, fotocopy KTP, dan lainnya. Aku pun harus mengeluarkan uang sebesar 15 ribu rupiah kalo nggak salah. Dalam perjalanan menuju kantor Radar aku pun sempat bergumam, ternyata rasanya seperti ini ya mencari pekerjaan. Harus pontang-panting sana sini. Panas-panasan, ngeluarin uang. Dulu aku cuma bisa maido sekarang aku benar-benar merasakannya Gusti.

Kemudian pada tanggal 23 September 2020 itu pengumuman seleksi administrasi Radar Mojokerto. Sebelumnya aku pernah DM ig @radarmojokerto. Dan katanya pengumumannya di koran. Aku langsung auto bingung, soalnya di dekat rumahku aku tidak menemukan penjual koran. Kemudian aku tanya lagi apakah pengumumannya juga via ig? Dan ternyata adminnya jawab iya. Betapa senanglah aku menunggu pengumuman hari demi hari. dan akhirnya pada tanggal 23 pengumumannya keluar. Selain itu, hari itu aku juga mendengar kabar bahwa sahabatku siska melahirkan. Alhamdulillah….tambah dobel lah kebahagiaanku. Bakal aku ingat selamanya….nama anak siska pun sungguh indah Kayshila Althafunnisa. Kadang aku mikir, kapan ya aku nikah trus punya anak? Mungkin suatu saat nanti.

Oh ya, ketika aku stalking pengumuman seleksi tes calon wartawan aku sempet lihat komentar salah satu yang lolos. Ternyata dia lulusan unair dan aktivis mahasiswa. Ya Allah, saingannya rasanya berat banget, tapi nggak papa aku harus tetap semangat. Karena lolos seleksi administrasi saja sudah menandakan bahwa aku layak dan bisa bersaing dengan kampus beken lainnya. Aku berharap semoga aku diterima di Radar Mojokerto. Karena jujur, meskipun kadang setengah takut aku ingin sekali mencoba profesi ini. Setelah mendapatkan ilmu yang banyak aku ingin mengajar di sekolah dan mengajar ekstrakurikuler jurnalistik. Pada intinya kelak aku ingin sekali menjadi guru. Entahlah mengapa, padahal gajinya nggak seberapa.

Aku selalu berharap pada Allah semoga aku diberikan kesembuhan dan aku bisa beraktivitas kembali seperti biasa dengan kuat. Karena aku ingin sekali membantu perekonomian keluarga yang pasang surut nggak menentu. Apalagi sebentar lagi ayah sudah tidak berada di bengkel lagi karena pemiliknya beralasan bahwa bengkelnya akan menjadi lahan untuk bisnis bojonya. Entahlah aku tidak yakin dengan alasan itu, semoga pemilik bengkel segera sadar dan berubah pikiran untuk kembali mengontrakkan bengkel tersebut. 

Ya Allah, berikanlah hamba selalu kekuatan dan ketabahan serta jalan keluar atas segala cobaan yang telah Engkau berikan. Perlahan aku mulai sadar, bahwa sejak diciptakannya kita di dalam kandungan ibu beberapa cobaan telah kita lalui. Seperti kita yang harus berada di dalam ruangan yang tidak sampai semester lebarnya. Kita harus terperangkap selama kurang lebih Sembilan bulan. Akan tetapi meskipun kecil akan tetapi sangatlah nyaman. Kemudian kita lahir pun harus susah payah. Ibu harus menahan rasa sakit yang luar biasa dan juga mengeluarkan uang. 

Kemudian, aku rasa kita itu hidup dengan doa. Mati pun dengan doa. Hidup dari doa dan mati dari doa. Maafkan aku Ya Rabb aku masih belum bisa membahagiakan panjenengan pak, Bu.

28 September 2020

Senin tanggal 28 September 2020 menjadi hari seleksi tes tulis bagi Calon Wartawan Radar Mojokerto. Ini pertama kalinya aku mengikuti tes sebagai seorang wartawan. Aku juga tidak tahu apa saja tes yang dilalui untuk untuk menjadi seorang wartawan. Karena aku bingung, maka langsung saja aku kontak temanku dulu ketika masih magang di Lembaga Pers Mahasiswa di kampusku. Untung saja dia juga punya kenalan teman yang bekerja di radar juga. 

Aku pun langsung mengontak teman dari temanku dan bertanya seputar tes apa saja yang biasa dilalui oleh calon wartawan. Katanya kita di suruh untuk membuat berita jenis straight news. Selain itu jangan lupa juga untuk mempelajari gaya berita dari media tersebut. Buku-buku yang telah aku tumpuk rapi di rak pun aku buka kembali. Aku sangat bersyukur dulu sempat magang di LPM. Bagiku pelajaran paling berharga ketika kuliah ya di sini. Aku banyak mengenal hal baru yang sebelumnya asing. Selain itu, aku bisa menulis dengan baik dan jadi suka baca berawal dari tempat ini.

Kembali lagi soal tes calon wartawan. ..

Jarak rumah dari kantor radar tidak jauh hanya setengah jam saja. Akan tetapi aku putuskan untuk berangkat lebih awal. Tes dijadwal pada jam 9 pagi. Aku pun sampai di kantor pukul 8 lebih 13. Ternyata di sana sudah banyak orang. Maklum ada juga yang berasal dari kota yang jauh seperti Nganjuk, Bojonegoro, Malang, dan lain sebagainya. 

Sebelum tes tulis kami diberikan sedikit motivasi oleh Direktur Radar. Beliau mengatakan bahwa “Menjadi wartawan adalah panggilan dari hati. Ini bukan hanya soal profesi saja. Karena pekerjaan ini berat menyangkut kepentingan orang banyak dan tanggungannya tentu saja dunia akhirat,”ungkapnya. Kurasa menjadi wartawan memang bukan profesi biasa. Mungkin tidak semua orang ingin menjadi wartawan mengingat profesi ini banyak resiko dan juga menantang. 

Untuk tes tulis karena kami ada 19 orang maka kita dibagi 2. Di tengah wabah Covid-19 protokol kesehatan tetap diterapkan. Kebetulan aku berkesempatan melewati tes tulis di ruang redaksi. Bagiku ini menyenangkan sekali. Karena baru tes tulis saja aku sudah tau gimana bentuk ruangan redaksi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Fiersa Besari 11:11

Resensi Buku: #YukBelajarSaham untuk pemula